Bandung Memerlukan Banyak Ahli Konservasi

Sejak tahun 2009 Kota Bandung telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 19 yang mengatur tentang cagar budaya. Kemudian pada tahun 2010 ditetapkan juga Peraturan Walikota Nomor 921 tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya. Namun meskipun demikian pada praktiknya perangkat aturan tersebut belum mampu untuk mengendalikan perusakan kawasan dan bangunan cagar budaya.

Perusakan yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh ketidakpedulian pemilik bangunan akan signifikasi budaya bangunan tersebut. Tidak jarang hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman dan kemampuan teknis yang dimiliki oleh arsitek dalam menangani bangunan cagar budaya. Sehingga kecenderungannya apabila tidak dihancurkan dan diganti yang baru, maka bangunan cagar budaya dimodifikasi tanpa memperhatikan nilai signifikasi bangunan dan kawasannya.

Sangat disayangkan apabila Kota Bandung yang memiliki perancangan kota yang sangat baik dan terintegrasi serta memiliki detail-detail bangunan yang didesain dengan nilai arsitektur yang sangat tinggi, lambat laun harus tergantikan dengan pembangunan baru yang tidak berdasarkan pada upaya pelestarian budaya.

Berkaca pada kondisi di atas, maka dari itu Bandung Heritage merasa perlu untuk melakukan upaya peningkatan kompetensi keahlian dalam hal konservasi, khususnya pada generasi muda. Semakin banyak ahli yang memiliki kepedulian terhadap warisan budaya dan didukung dengan kemampuan teknis konservasi, maka kami yakin Kota Bandung akan memiliki kualitas kota yang jauh lebih baik.

Untuk itulah Bandung Heritage menggagas sebuah kegiatan yang bertajuk Workshop on Heritage Building. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tiga rangkaian tema kegiatan yaitu Penggalian Data Sejarah, Dokumentasi Arsitektur dan Praktik Konservasi. Pada bulan Februari 2017 rangkaian kegiatan pertama telah dilakukan, dan untuk yang ke dua akan dilaksanakan pada tanggal 9-10 September 2017 dengan objek bangunan Villa Isola, Bandung.