Rencana Pengembangan Ex-Pabrik Kina Bandung
- Reina Ayulia
- May 18, 2017
- 3 min read

Pertemuan Bulanan Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage) yang dilaksanakan hari ini (19/05) di Roemah Seni Sarasvati, telah berlangsung dengan penuh antusiasme dari para peserta diskusi. Tema yang diangkat pada pertemuan kali ini yaitu terkait rencana pengembangan di lahan bekas Pabrik Kina. M. Thamrin selaku arsitek yang ditugasi membuat masterplan pengembangan ex-pabrik kina, diundang sebagai narasumber untuk dapat menyampaikannya dihadapan para peserta. Selain itu hadir pula Harastoeti, Ketua TCB Kota Bandung yang menyampaikan beberapa pandangannya terkait rencana pengembangan tersebut.
Komplek pabrik kina seluas 7 Ha yang terletak di sekeliling perempatan Jl. Pajajaran - Jl. Cicendo - Jl. Cihampelas, merupakan milik BUMN-PT. Kimia Farma. Salah satu bangunan yang berada pada komplek tersebut telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Kota Bandung kategori A. Menilik sedikit kebelakang, sejarah mencatat bahwa pabrik kina sudah ada sejak tahun 1896 dan merupakan pabrik kina pertama dan terbesar di Indonesia. Pada masa kejayaannya, 90% kebutuhan kina di dunia diperoleh dari Bandung.
Saat ini seluruh kegiatan produksi kina rencananya akan dipindahkan ke daerah Banjaran pada tahun 2018.Untuk itu lahan ex-pabrik kina harus dibuat sebuah konsep pengembangan untuk dapat dimanfaatkan secara proporsional, mengingat besarnya lahan dan keberadaanya di tengah kota. Karena merupakan sebuah kompleks bangunan yang memiliki nilai sejarah maka dalam pengembangannya tentu perlu pendekatan yang lebih memperhatikan nilai kesejarahan dan prinsip pelestarian warisan budaya.
Konsep Pengembangan lahan Ex- Pabrik Kina
Dalam presentasinya M.Thamrin menyampaikan lebih awal beberapa kajiannya terkait signifikasi budaya ex-pabrik kina, diperoleh kesimpulan bahwa pabrik kina memiliki signifikasi terhadap nilai sejarah, estetika, pengetahuan, dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut maka terbentuklah visi pengembangan ex-pabrik kina sebagai tempat publik dan komersial terbaik di Bandung yang modern, nyaman, dinamis dan produktif sekaligus berkarakter sejarah pabrik kina. Berdasarkan visi tersebut maka pendekatan desainnyapun lebih mengedepankan Pelestarian Pustaka, Pengembangan Bisnis dan Pengembangan Fisik.
Ide pengembanganya hendak memadukan antara Heritage dan Technology sehingga proyek pengembangan ini dinamai Kina Heritech. Nantinya dengan kecanggihan teknologi multimedia, cerita sejarah akan dikemas dan disajikan ke dalam bentuk multimedia yang menghiasi bangunan-bangunan bernilai sejarah. Dengan begitu proses pembelajaran sejarah akan lebih menyenangkan dan dapat menjadi magnet yang menjadi daya tarik bagi pengunjung lokal ataupun luar daerah.
Rencananya pada lahan ex-pabrik kina tersebut akan terdapat beberapa fungsi bangunan yang bersifat serbaguna. Beberapa fungsi bangunan tersebut yaitu :
1. Retail
2. Hotel
3. Convention
4. Museum
5. Rumah Sakit
6. Mesjid
7. Service
8. Pasar Seni
Berbagai Tanggapan Terkait Rencana Pengembangan Ex- Pabrik Kina
Kawasan bekas pabrik yang begitu luas di tengah kota dengan berbagai potensinya, tentu sayang apabila tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dan proporsional. Nilai sejarah dan status cagar budaya yang melekat kuat pada lahan tersebut, tentu sudah sepatutnya diperkuat lagi keberadaannya dengan adanya pengembangan baru. Terlebih menurut UU No 11/2010 tentang Cagar Budaya disebutkan bahwa sebuah pelestarian Cagar Budaya merupakan upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Dengan konsep yang ditawarkan saat ini, maka dapat diprediksi bahwa ex-pabrik kina kelak dapat menjadi magnet baru bagi pariwisata di Kota Bandung yang berwawasan nilai sejarah dan pelestarian cagar budaya, yang lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya secara terpadu.
Di sisi lain dengan rencana konsep tersebut dikhawatirkan dapat menjadi titik keramaian dan kemacetan baru di Kota Bandung. Bila diperhatikan secara seksama saat ini kondisi Bandung sudah terlalu hiruk pikuk dengan berbagai keramaian dan kemacetan yang berdampak pada timbulnya kondisi lingkungan yang kurang sehat, baik secara fisik maupun psikologis.
Menengok lebih mendalam tentang spirit Bandung di masa lampau sebagai kota intelektual, maka tidak ada salahnya apabila dalam pemanfaatan lahan ex-pabrik kina lebih mengedepankan benefit dibandingkan dengan provit. Masih banyak warisan budaya dan pengetahuan yang dapat dieksplorasi dan dikaitkan dengan konteks hari ini dari keberadaan pabrik kina selama berabad-abad di Kota Bandung, yang telah memberikan kesejahteraan dan menyumbangkan pengetahuan pada peradaban dunia. Sehingga konsep yang ditawarkan harapannya dapat menguatkan nilai kesejarahan pabrik kina melalui sarana-sarana yang lebih edukatif untuk pencerdasan masyarakat. Kemudian dapat membangun peradaban sebuah kota melalui ruang publik yang akomodatif dengan syarat ‘penjarangan’ bangunan dan ‘perapatan’ pohon.
Comments